RAMADHAN YA RAMADHAN

Alhamdulillahirobbil 'alamin,

Marhaban yaa Ramadhan !!!!

Itulah kata yang sering kita dengar, setiap kali bulan yang penuh rahmat ini datang. Panggilan itu bak sebuah mantera yang kekuatannya melebihi apapun yang ada di muka bumi ini. RAMADHAN ! Berjuta orang ta'zim ketika nama itu disebut. Bukan saja orang alim, ulama, ustadz, akan tetapi setiap orang akan tergetar ketika bulan itu menjumpai kita. Sekonyong-konyong setiap kita menyambutnya dengan penuh harap. Harap akan rahmat, harap akan barokah dan rahmat akan ampunan dari sang Kholiq atas perbuatan kita yang penuh dosa setahun yang berlalu. Kita rela berlapar-laparan untuk meraih derajat muttaqien itu.

Subhanalloh...!!,

Ada dua hal yang dapat diambil dari keadaan ini. Hal yang pertama adalah kita mesti bisa lega sebab murka Allah sepertinya masih jauh dari lingkungan kita disebabkan masih banyaknya umat yang mau menjalankan perintah-perintah-Nya dengan berpuasa di bulan Ramadhan kali ini. (Bahkan banyak diberitakan di TV-TV, orang yang beragama lain pun ikut berpuasa --- tanpa melihat alasan mereka berpuasa ----). Bulan Ramadhan ternyata mampu memeberikan berkah bagi siapapun orangnya. Hal yang kedua adalah, sungguh sangat memprihatinkan ketika ada beberapa umat yang hanya "memanfaatkan" bulan Ramadhan ini untuk sekedar "bermain-main".

Kenapa saya katakan "bermain-main" ?, coba kita tengok beberapa kejadian di sekeliling kita akhir-akhir ini. Banyak sekali tayangan-tayangan TV yang mengatasnamakan keceriaan Ramadhan, lalu mengekspose aurat perempuan dengan bangganya, kuis-kuis yang mengandung unsur perjudian bahkan mengeksploitasi kemiskinan untuk mengejar ratting.

Ada juga segelintir umat Islam yang disadari atau tidak (mudah-mudahan prasangka saya salah) memanfaatkan Ramadhan untuk mengejar popularitas (baca : riya') dalam melakukan ibadah. Tengok saja peristiwa Tragedi Pasuruan. Jika unsur riya' dalam beribadah tidak ikut, insya Allah kejadian itu tidak perlu terjadi. Bukankan Nabi kita yang agung mengajarkan jika bersedekah dengan tangan kanan, hendanya tangan kiri jangan sampai tahu ?. Perintah ini mengandung arti yang sangat mendalam jika kita telusuri. (sekali lagi mudah-mudahan prasangka saya ini salah)

Comments

Popular posts from this blog

Istiqomah